JAKARTA (Waspada): Jika tak ada aral yang melintang dan berumur panjang, Martunis bakal segera terjun ke dunia akting. Jadi artis bukan lagi cuma mimpi. Masalah teknis dari Multivision Plus sudah kelar, tinggal nonteknis di pihak manejemen Martunis.

    “Selama ini cuma terkendala pada persoalan nonteknis,” ujar Marzuki Ibrahim, seorang manager PT Multivision Plus kepada Munawardi Ismail dari Waspada, Sabtu (23/7) di Jakarta.

    Disebutkannya, pihak Multivision yang mengajak bocah berusia Martunis, 8 tahun, main sinema elektronika sudah final, tinggal produksinya saja. “Tidak ada masalah lagi. Seperti saya sebutkan tadi, tinggal masalah non teknisnya saja,” kata Marzuki yang enggan menjelaskan secara detail.

    Menurut Marzuki, kendala nonteknis yang tidak begitu fatal itu ada dipihak manejemen Martunis. Apalagi Martunis sendiri sekarang sedang sekolah di kampung neneknya, Desa Lamreueng, Kecamatan Barona Jaya, Aceh Besar.

    Menyangkut dengan produksi sinetron yang bakal dibintangi Martunis, pria asli Aceh itu mengatakan pada prinsipnya tidak masalah. “Pak Raam niatnya baik. Beliau ingin memberi kail kepada Martunis. Kita tidak merugikan dia,” katanya seakan-akan menjawab tudingan segelintir orang yang menganggap sudah mengekspoitasi anak itu.

    Apabila rencana membintangi sinetron final, pihak Multivision juga akan menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan Martunis. Terutama menyangkut dengan masa depan anak itu, seperti pendidikan agama dan umum. “Pendidikan akan menjadi prioritas kita nanti.”

    Sementara ayah Martunis, Sarbini kepada Waspada belum lama ini mengatakan sebelum terjun ke dunia akting, dia sempat minta “bernafas” dulu beberapa bulan, “Kalau bisa kita tunda dulu barang dua bulan.”

    Seperti diberitakan sebulan lalu, perusahaan yang kerap bikin sinetron laris di pasaran ini mengundang Martunis dan ayahnya, Sarbini ke Jakarta pada (16/6) silam. Di ibu kota, bocah yang hobi bola kaki menjadi tamu istimewa Raja Sinetron Raam Punjabi yang tak lain pemilik Multivision.

    Lantas, di sinilah Raam mengajak bocah yang selamat dari amuk tsunami ini untuk main sinetron. Raam sendiri mengaku tertarik dengan “perjuangan” Martunis yang mampu bertahan hidup 21 hari setelah musibah tsunami yang merusak kampungnya pada 26 Desember silam.

    Raam Punjabi mengaku melihat bakat besar pada anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sarbini dan Salwa ini. “Dia orangnya cukup percaya diri. Tapi kita tidak buat cerita soal tsunami. Kita lebih mengangkat figur anak-anaknya,” kata dia saat itu.

    Kini Martunis yang sudah duduk di Kelas IV SD No 2 Lamreueng, Kecamatan Barona Jaya, Aceh Besar, tak jauh dari rumah neneknya. Sementara ibundanya dan dua saudara kandung ikut menjadi korban dalam bencana dahsyat itu.

    Saat ditemukan kru televisi Inggris, ditubuh anak ini melekat baju replika tim nasional Portugal dengan nomor kustum 10 yang bertuliskan Rui Costa. Dari sinilah perjalanan hidupnya berubah. Sehingga awal Juni lalu dia dan ayahnya diundang ke negera itu.

    Di Lisabon, ibu kota Portugal, Martunis menjadi tamu kehormatan. Selain bertemu idolanya Rui Costa, Cristiano Ronaldo, Luis Figo dan lain-lain di juga mendapat hadiah baju orisnil timnas Portugal. Kostum nomor 1 itu bertuliskan namanya, Martunis.

    Yang membuat dia bangga, di atas baju itu ada 23 tandatangan skuad Portugal, tentu saja termasuk bintang Manchester United, Cristiano Ronaldo. Yang membuat Martunis tambah senang, sepekan pulang dari Portugal, Ronaldo melakukan kunjungan balasan ke Banda Aceh pada 11 Juni silam. (b03)


Top