BENUA Eropa betul-betul menunjukkan tajinya dalam Piala Dunia ke-18 kali ini. Bagaimana tidak, dari empat negara yang melaju ke semifinal tak ada satu pun wakil dari benua lain. Tapi benua Amerika masih pegang rekor juara.

    Kita harus menghapus catatan dengan sepakbola Asia. Namun tidak dengan Amerika Latin. Biasanya latin senantiasa berjaya di World Cup, terutama lewat Brazil dan Argentina. Tapi kali ini mereka harus angkat koper lebih awal.

    Benua Amerika mungkin boleh saja mengklaim dirinya gudang pemain hebat. Memang, di sana ada pencetak gol terbanyak sepanjang Piala Dunia Ronaldo. Pemain Terbaik Dunia 2005, Ronaldinho. Tapi untuk kali ini benua biru benar-benar menistakan dan mendepak tim Amerika dari tanah air mereka.

    Menilik kabar sejarah dalam 20 tahun terakhir, Eropa kembali mengulang memori Piala Dunia 1982 di Spanyol. Setelah di negeri Matador, untuk pertama kalinya, seluruh semifinalis Piala Dunia berasal dari Eropa.

    Kini perhelatan akbar Piala Dunia 2006 sudah menkerucut. Empat negara segara bertemu di semifinal, di mana Der Panzer Jerman akan menyambut tantangan Azzurri Italia. Runner- up Euro 2004, Selecao Portugal bersabung dengan Les Blues Perancis.

    Menelisik empat semifinalis kali ini, hanya tuan rumah yang sejak awal bergulir Piala Duniaa disebut-sebut sebagai favorit. Jerman tidak sendiri ada Argentina, Inggris, dan tentu saja juara bertahan Brazil. Sayang, semuanya terdepak.

    Portugal yang dijuluki Samba Eropa tampil sebagai kuda hitam. Setelah menang adu penalti dengan Inggris, kans mereka untuk berlaga di final terbuka lebar. Begitu pula dengan Perancis yang menjadi lawan mereka di Muenchen, 7 Juli nanti.

    Tim “Ayam Jantan” tua Perancis, tampil tertatih dibabak penyisihan. Namun langsung berkokok begitu berlaga diputaran kedua. Klimaksnya adalah saat mematuk talenta-talenta Samba 1-0. Memori 1998 kembali di benak Zinedine Zidane, juara dunia.

    Harapan itu kini kembali dipupuk playmaker Real Madrid itu. Tentu dia berharap bisa berlaga di putaran final. Syaratnya, Thierry Henry Cs wajib menuntaskan aksi fenomenal anak asuh Luiz Felipe Scolari.

    Siapa pun yang menang dalam laga pamungkas di Kota Berlin 10 Juli itu, tak akan berpengaruh pada rivalitas Eropa dan Amerika. Sebab jawara sudah pasti ditangan benua Eropa. Pun begitu, gengsi benua Amerika hingga kini masih dijaga tim Samba Brazil.

    Kejayaan Eropa lewat altar yang bernama Jerman terasa tidak begitu fantastis. Bagaimana tidak, nyaris hampir semua pemain tim kontestan yang berlaga di Jerman merumput di liga-liga elite Eropa seperti Lega Calcio, La Liga serta Liga Primer.

    Tentu saja ini menjadi pembuktian bahwa kompetisi Eropa lebih maju dan menjanjikan. Sehigga tak heran bila banyak seniman lapangan hijau dataran Amerika bahkan Asia mencari rezeki ke Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris.

    Kendati Eropa menempatkan empat negara di semifinal, akan tetapi Brasil mewakili benua Amerika, yang masih memegang rekor sebagai pemegang dengan lima gelar juara.


Top