KENDATI acap kali digoyang gempa, warga Aceh terutama yang bermukim di Pulau Simuelue, kemarin keder juga. Pasalnya 'ayunan' alam tersebut terjadi lebih kuat dari biasanya. Meski tidak sekuat pada 26 Desember 2004 silam, gempa Rabu (20/2) membuat semua warga panik.


    Wartawan Waspada di Simeulue, Rahmad melaporkan, sesaat gempa membuat panik masyarakat luar biasa. Masyarakat segera mencari tempat yang lebih tinggi tanpa dikomandoi. Mereka takut terjadi smong alias tsunami. Namun, yang dikhawatirkan tak terjadi.

    Menurut dia, saat keramaian banyak yang pengguna jalan yang mengalami kecelakaan, termasuk wartawan Waspada Simeulue. Rahmad ditabrak seorang remaja yang mengendarai sepeda motor dalam keadaan panik. "Saya sedang mengambil gambar orang panik, tiba-tiba ditabrak," ujar dia.

    Akibat tabrakan tersebut, dia mengalami luka ringan dan kakinya sedikit terkilir sementara kamera yang dipakai rusak berat. "Foto ini bisa selamat karena tersimpan dalam memory card," sebut dia lagi.

    Selain listrik yang padam, semua jaringan telepon seluler juga terputus. Akhirnya, pimpinan Telkom Simeulue Ruslan memfasilitasi sejumlah jurnalis di sana untuk mengirim berita ke kantor redaksinya masing-masing.

    Suasana hingga sore menjelang magrib, warga masih panik. Hanya kaum pria yang berani melihat situasi rumah mereka sedangakan perempuan dan anak kecil mengambil tempat lebih aman di perbukitan. Kendati kondisinya sudah beransur normal, namun saluran komunikasi masih terganggu.

    Kepala Kantor Daerah Telkomunikasi Aceh, Zarwilis Yunus kepada wartawan mengatakan, dia sudah memerintahkan kepala cabang Telkom di Simeuleu guna memberikan pelayan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan komunikasi. "Kami sediakan tiga nomor yang bisa dipakai masyarakat untuk berkomunikasi, dua outgoing dan satu stand by."

    Setelah gempa besar tersebut melanda kepulauan di Samudra Hindia itu, saluran telepon memang terputus sementara. Bahkan setengah jam usai gempa, Hilman anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Aceh Besar tahu kabar suasana Simeulue dari Makassar. "Ke Simeulue sendiri tak bisa dikontek langsung," katanya.

    Jaringan yang terputus itu memang membuat panik juga berbagai elemen di ibukota provinsi. Bukan hanya itu, kekuatan gempa pun beredar dalam berbagai versi. Awalnya malah Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Indonesia mencatat 6,6 Skala Richter. Kemudian, diralat 7,3 SR.

    Sementara USGS, Badan Meteorologi dan Geofisika Amerika Serikat melansir gempa di Sinabang tersebut kuat yakni 7,6 SR yang berpusat di 42 kilometer Barat Laut Sinabang, tepatnya di 2.58 LU-95.99 BT tersebut dipastikan tidak akan menimbulkan tsunami. Warga Simeulue menyebutnya Smong.

    Meskipun tergolong gempa dangkal, hanya berada pada kedalaman 30 di bawah permukaan laut, lokasi gempa berada di dekat bibir pantai. Gempa Tektonik ini diduga akibat pergeseran lempengan tektonik Indonesia Australia dan Euro Asia, yang menimbulkan terjadinya patahan lempengan sehingga terjadi gempa.

    Jumlah getaran yang terjadi pun beda-beda. Warga di Meulaboh menyebutkan yang terasa hanya dua kali. Sementara Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie, Banda Aceh, Syahnan, mengatakan gempat terjadi tiga kali. Akan tetapi gempa susulan terus terjadi dalam skala kecil.

    Ditambahkan Rahmad, warga bersyukur gempa kuat tersebut tidak sampai menimbulkan tsunami.


Top