GEBYAR Piala Eropa kembali merambat ke Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Tibang hanya sebuah desa kecil yang selamat dari maut tsunami pada 26 Desember 2004 silam. Jaraknya 1,5-2 kilometer dari pantai. Usai bencana itu, nama Tibang harum hingga ke Lisbon, Portugal.

    * * *

    EMPAT tahun silam, bocah ini merengek meminta ayahnya membelikan sepotong baju bola. Akhirnya, rengekan itu dikabulkan sang ayah. Tanpa memilih lagi, sang bocah pun meminta dibelikan kustum tim nasional Portugal yang nomor punggung 10. Saat itu, di atas nomor itu tercetak nama Rui Costa. Senyum pun mengembang dari bibir mungilnya.

    Kini, Piala Eropa 2008 atau Euro 2008 kembali dipentaskan. Ingatan pun kembali melayang ke empat tahun silam, ketika Euro 2004 dihelat di Portugal pada 12 Juni hingga 4 Juli silam. Tak jauh beda dengan sebelumnya, kini auranya malahan jauh lebih kental.

    Hubungan emosional itulah yang kini menyesak anak korban tsunami ini. Si bocah yang saya maksud tak lain Martunis dan ayahnya Sarbini. Beberapa bulan usai tsunami tak ada penduduk bumi yang tak kenal anak ajaib itu. Soalnya, 21 setelah musibah dahsyat, dia selamat lengkap dengan baju bola yang dia kenakan pada Ahad pagi.

    Lalu, dia pun bagai 'pahlawan' bagi rakyat Portugal. Bentuk penghargaan itu, diundanglah dia ke Lisbon oleh Federasi Sepakbola Portugal (FPF) pada 2-4 Juni 2005 silam. Di sana dia bertemu bintang top Portugal, Cristiano Ronaldo, Luis Figo, Nuno Gomes, bahkan termasuk pelatih Luiz Felipe Scolari serta Gilberto Madail, Ketua Federasi Sepakbola Portugal.

    "Dia contoh untuk kita semua. Sungguh mengharukan sekaligus membahagiakan melihat seorang anak berusia tujuh tahun bisa bertahan selama 19 hari sendirian. Apalagi selama 19 hari itu dia mengenakan kaus timnas Portugal, yang merupakan simbol kami," ujar Cristiano Ronaldo, pemain Portugal itu seperti dikutip sebuah situs sepakbola dua tahun silam.

    Karena ketertarikan itu, kemudian bintang muda yang bermain di Manchester United menawari Martunis untuk menginap di rumah Ronaldo di Inggris guna menyaksikan pertandingan klub elite Liga Primer tersebut. Tawaran selanjutnya kemudian datang dari kapten timnas Portogal, Luis Figo.

    Sesudah tiga tahun berlalu dan Euro 2008 diambang pintu, nama Martunis seakan kembali mencuat. Memang, sudah lama kabarnya tak terdengar, tapi kini bocah yang sudah berusia 11 tahun itu tetap seperti yang dulu. "Saya masih pendukung setia Portugal," sebut Martunis kepada Waspada, kemarin.

    Dukungan itu, ternyata bukan cuma sebatas dibibir saja. Kata dia, ketika dua kru televisi RTP asal Portugal menyambanginya di rumah, akhir Mei lalu, sudah menitipkan sepucuk surat dukungan kepada Cristiano Ronaldo dan tim nasional Portugal.

    Dalam suratnya kepada Ronaldo, bocah yang sudah pernah menyaksikan langsung Portugal kontra Slovakia di Lisbon pada prakualifikasi Piala Dunia itu, mengatakan sangat berharap Portugal menjadi juara Eropa. Apalagi empat tahun silam tatkala menjadi tuan rumah, pasukan Luis Felipe Scolari itu kalah di final dari 'kuda hitam' Yunani.

    Ayahnya, Sarbini menimpali, bahwa dalam surat itu, Martunis juga mengucapkan selamat kepada kapten Seleccao das Quinas yang sukses menggondol berbagai prestasi. Sukses tersebut antara lain, menjuarai Liga Primere dan Liga Champions bersama 'Red Devil' Manchester United. Bukan hanya itu, pria yang berjuluk CR7 itu pun menjadi pemain terbaik Liga Inggris versi jurnalis dan FA, badan sepakbola Inggris.

    Kata Sarbini, anaknya mengucapkan selamat kepada sang idola. "Diakhir suratnya dia berharap Portugal menjadi juara Eropa," sebut pria berkumis tebal ini penuh semangat.

    Martunis memang mengidolakan Ronaldo. Sanking gandrungnya sama CR7, siswa kelas 6 SD Tibang ini meniru habis gaya anak buah Sir Alex Ferguson. Salah satunya dari potongan rambut. Di klub anak-anak di kampungnya, dia juga memakai nomor 17 yang dipakai Ronaldo di timnas yang berjuluk Selecao.

    Sekadar informasi, kabar terakhir menyebutkan, kini Cristiano Ronaldo mengenakan kustum 7 yang dulunya milik Luis Figo. Dalam Euro 2008 ini, pencetak 42 gol bagi MU di berbagai kompetisi itu sudah pasti memakai nomor tersebut. Sehingga julukan CR7 menjadi lengkap.

    Sayangnya, kabar tersebut belum hinggap di telinga Martunis. Sebab dia, belum melihat penampilan terakhir Ronaldo. Mungkin juga, Martunis akan kembali merengek minta dibelikan kostum duplikat Portugal yang nomor 7. "Mungkin juga, tapi sekarang dia belum minta, masih setia pakai nomor 17," kata Sarbini.

    Sembari menunggu laga pembuka di Euro 2008 ini, obsesi Martunis makin lengkap setelah mengantongi Video Compact Disk (VCD) "Cristiano Ronaldo, the Boy Who Had a Dream". VCD itu berisikan aksi-aksi keren bin menakjubkan CR7 di lapangan hijau, baik ketika bermain di MU maupun dengan Selecao.

    VCD tersebut, menurut bocah pemegang baju asli milik timnas Portugal yang bernomor punggung 1 itu, diberi seorang aktivis kemanusiaan asal Portugal yang sedang menjalankan misi kemanusiaannya di Aceh. "Euntreuk lon padeub laju CD jih -- nanti pulang, saya putar terus CD-nya," ujar Martunis dengan mimik serius.

    Menurut ayahnya, untuk melepas kerinduan dengan Ronaldo, Martunis kerap menonton aksi dribing CR7 di layar kaca. Apalagi sekarang sudah ada VCD bintang pujaan. "Pasti bakal sulit dibendung, dia akan nonton terus," papar Sarbini. "Apalagi surat dukungan juga sudah dilayangkan ke Portugal. Semoga tim favoritnya sukses." [a]


Top