BANYAK yang alpa dari pantauan media pada laga tuan rumah Persiraja kontra Persikabo Bogor, di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Selasa (22/12). Pita hitam di lengan masing-masing pemain dua kesebelasan. Itu adalah tanda berkabung.



    Ya, pertandingan antara Laskar Rencong dengan Laskar Padjajaran diawali dengan hening cipta beberapa menit. Sebelum kick off, para pemain berdoa untuk mengenang para pemain bola serta suporter Persiraja yang meninggal dalam musibah lima tahun lalu.

    Pemandangan seperti ini sudah biasa kita lihat di Liga-liga Eropa. Di Liga Inggris, stadion akan senyap, sunyi seperti tengah malam, ketika para pemain sedang hening cipta. Para pemainnya pun, baik tuan rumah maupun tim tamu mengikat pita hitam di lengan masing-masing.

    Baru kemudian riuh kembali ketika prosesi perkabungan usai. Pertandingan berjalan, penontot pun dengan polahnya sendiri, menyanyi, caki-maki serta lempar-melempar.

    Lain yang terlihat di tempat kita. Saat hening cipta, sebagian masih ogah berdiri apalagi diam saja. Suara berisik juga masih terdengar. Suasana berkabung yang butuh waktu tak lebih 1,5 menit itu hambar saja. Penghormatan terhadap prosesi macam ini memang kecil sekali.

    Apalagi ada pemain yang suka-suka, sehingga pita hitam tak saja melingkar di lengan, tetapi diikat sekenanya saja di pergelangan.

    Terlepas dari suasana seperti itu, namun bagi Tarmizi Rasyid dkk, pertandingan itu menjadi laga emosional. Bagaimana tidak, ikon Persiraja, yakni Irwansyah ikut menjadi korban dalam musibah yang terjadi pada 26 Desember 2004 itu. Striker haus gol itu masih aktif sebagai pemain bola sebelum pergi untuk selamanya.

    "Saya sangat mengidolakan almarhum," sebut Abdul Musawir. Kata pria yang sempat dijuluki 'Nakata' ini belajar banyak dari cara Irwansyah 'menggoreng' sikulit bundar di lapangan hijau. "Saya senang sekali bisa bermain dengan Irwansyah," tukas pemilik kustom nomor 7 ini.

    Sayangnya, pada laga 'berkabung' Selasa lalu, Musawir tak punyak kans mencetak gol. "Jika saya bisa bikin gol saat lawan Persikabo, kami dedikasikan untuk Irwansyah dan pemain lain serta seluruh suporter yang menjadi korban," ungkap dia.

    Namun, Musawir bersyukur rekannya yang lain bisa mencetak sepasang gol dalam laga tersebut. Gol Erik Saputra pada menit 38 serta Zulkarnain pada menit 53 menjadi 'hadiah' bagi para syuhada yang meninggal dalam bencana dahsyat itu.

    Gol tersebut tidak lahir dengan santai. Mukhlis Sawang dkk harus berjuang keras untuk mencetak dua gol kemenangan itu. "Mereka bermain dengan determinasi tinggi dan pakai hati. Inilah ciri khas tim-tim Aceh," puji Iwan Setiawan, Pelatih Persikabo.

    Kebangkitan Persiraja itu, sudah diantisipasi M Nasir dkk yang menjadikan anak-anak Bogor sebagai pelampiasan. Pasalnya tiga hari sebelum itu, Laskar Oranye kalah dari Persita Tangerang, 0-1. Pertandingan selanjutnya, praktis akan memicu motivasi Andria dkk.

    "Awalnya saya tidak menyangka akan cetak gol, tapi begitu ada kesempatan tak akan kami sia-siakan," ujar Erik Saputra, si pencetak gol pertama Persiraja dalam laga Persikabo.

    Seperti halnya harapan Musawir, Erik Zulkarnain juga mendedikasikan gol dan kemenangan timnya untuk pendukung serta para syuhada tsunami yang sudah meninggal lima tahun silam. Kemenangan ini juga diharapkan menjadi pembangkit spirit untuk bangkit dari keterpurukan setelah lima tahun musibah dahsyat itu. Semoga.


Top