, ,


    SAFRI Umri baru saja menyelesaikan latihan di komplek Stadion Harapan Bangsa. Dia ditemani empat rekannya yang juga pemain bola. Sebelum matahari tepat di atas kepala, dia istirahat sambil menyeruput minuman hangat.

    Pria itu tak lain, fullback Persiraja musim 2010-2011. Mantan anak didik Diklat Ragunan itu terpilih sebagai satu dari 24 pemain lainnya yang akan memperkuat Indonesia di ajang Pra Olimpiade 2012. Ini untuk keempat kali namanya masuk dalam skuad tim nasional (timnas).

    Sebelumnya, lelaki kelahiran Kutacane 12 Februari 1990 ini rutin menghuni skuad timnas junior. Rekam jejaknya dimulai dari timnas U-17 yang diasuh duet pelatih Iwan Setiawan dan Aji Santoso pada 2006. Lalu pada skuad timnas U-19 tahun 2008 yang saat itu dilatih Bambang Nurdiansyah.

    Setahun kemudian, pada 2009 dia juga masuk skuad timnas U-21 yang diasuh Banur, mantan pemain sepakbola legendaris Indonesia. Tahun 2010 ini, Safri kembali masuk skuad timnas yang dipersiapkan untuk Pra Olimpiade 2012. Timnas U-23 ini dilatih Alfred Reidl.

    Saat pelatih asal Austria itu mengumumkan 25 nama skuadnya, Safri masih dalam penerbangan Jakarta-Banda Aceh. "Saya baru tahu saat transit di Medan. Waktu buka hape sudah banyak pesan masuk," cerita Safri dalam bincang-bincang dengan Waspada, Selasa (18/1) di Banda Aceh.

    Salah satu pesan tersebut, kata Safri dari Asisten Pelatih Wolfgang Pikal. "Awalnya saya tak sempat terbanyang bisa lolos. Ternyata Allah menentukan lain, dan alhamdulillah," ujar putra sulung pasangan Saiful Bahri dan Salamah Ariga ini.

    Menjadi langganan timnas, tak diperoleh Safri dengan gampang. Kiprahnya dijagat sepakbola dia rintis sejak belia di sekolah sepak bola (SSB) Aneuk Rincong. SBB tersebut didirikan orang tuanya, Saiful Bahri yang seorang pegawai negeri.

    Mantan siswa SMP 1 Banda Aceh melanjutkan sekolah ke Diklat Ragunan selama tiga tahun, dari 2005-2008. Dalam periode itulah di memperkuat tim usia 18 tahun (suratin) Persita Tangerang pada 2005. Kemudian bermain di tim usia 18 Persijap Jepara tahun 2006.

    Tahun berikutnya dia bermain di junior PSIS Semarang. Pada tahun yang sama yakni 2007-2008 dia masuk skuat Pelita Jaya di bawah asuhan Fandi Ahmad, mantan pemain nasional Singapura. Dia bahkan masuk skuad U-23 Persija Jakarta pada 2008.

    Musim kompetisi 2009, pemain sayap ini bermain untuk klub PSIS Semarang. Baru, pada 2010 dia kembali ke kampung halaman, memperkuat Laskar Rencong Persiraja Banda Aceh. Di bawah polesan Herry Kiswanto, Safri belum tampil maksimal, meski timnya melesat di puncak klasemen.

    Di Persiraja, karirnya memang sedikit mandek. Hingga sembilan kali bertanding, dia baru dua kali masuk line up starting eleven. Lima kali sebagai pemain cadangan, dan masuk di babak kedua. Sisanya dua kali, dia absen karena ikut seleksi timnas.

    Pun begitu, Safri tak berkecil hati. Dia maklum, itulah stategi pelatih. Apalagi dia sendiri merasa menanggung beban berat jika tampil di depan publik sendiri. Diakuinya, ekspektasi penonton yang begitu tinggi, membuat dirinya grogi.

    Ini terbukti dalam beberapa laga terakhir di H Dimurthala. Menyikapi kondisi ini Headcoach Persiraja, Herry Kiswanto mengakui, sejumlah talenta mudanya masih grogi. "Mereka punya potensi besar, karena itu jangan putus asa, teruslah berusaha melawan rasa itu semua," kata Herkis suatu ketika.

    Pada sisi lain, dia juga salut dan memuji habis taktik Herkis dalam membesut Laskar Rencong. Kata pengagum Gareth Bale--pemain Tottenham Hotspur, dia terkesan dengan mantan gelandang timnas 80-an ini dalam segala hal.

    Begitu pula dengan Alfred Reidl. Menurut mantan pemain PPLP ini yang mengagumi klub Arsenal itu, Reidl adalah tipe pelatih penuh disiplin. Reidl ikut pula mensupport semua pemain muda yang potensinya dan pengalamannya masih perlu ditingkat.

    "Semua pemain muda Indonesia memang lamban berkembang. Berbeda dengan pemain muda di Eropa. Tapi semua pemain muda butuh pengalaman," ujar pria yang juga mengagumi Nasuha itu mengutip komentar pelatih asal Austria itu.

    Orang tuanya, Saiful Bahri, ketika dihubungi terpisah mengaku bangga anaknya mewakili klub Persiraja Banda Aceh untuk bermain di tim nasional. Kecuali Safri, dari Laskar Rencong ada satu skuad lagi yang ikut seleksi yakni Fahrizal Dillah. Namun, striker jangkung ini gagal bersaing dan akhirnya dicoret Reidl.


Top