Gol Dari Trienggadeng...

Gelandang Persiraja, Zulkarnaen diyakini punya naluri tinggi. Ini dibuktikannya dengan acap mencetak gol saat-saat lini depan timnya buntu. Ketajamannya terbukti ampuh memberi kemenangan bagi timnya. Namun, ia berdalih, itu semua karena perjuangan rekan-rekan satu tim.

Kontribusi anyar pria yang memulai karier sepakbolanya di Medan Jaya itu diperlihatnya saat menggorok Ayam Kinantan, PSMS Medan 2-0 pada lanjutan Divisi Utama Liga Joss Indonesia di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Banda Aceh, Selasa (23/2).

Dalam laga yang diwarnai hujan itu, pria kelahiran Trienggadeng, 14 September 1982 ini, menyumbang sepasang gol untuk kemenangan timnya. "Semua itu berkat dukungan teman-teman, pelatih serta pendukung," kata suami Romauli Silalahi ini merendah saat bincang-bincang dengan Waspada, kemarin.

Tambahan dua gol itu membuat ayah Mona (6 tahun) dan Salsa (3 Tahun) ini menambah koleksi golnya menjadi tujuh. Mantan pemain Perseden Denpasar, Bali ini satu-satu pemain yang rajin cetak gol di klub berjuluk Laskar Rencong.

Zulkarnaen pun mendedikasikan gol tersebut untuk keluarga dan orang-orang dekatnya. "Yang jelas, gol-gol itu saya dedikasikan buat pecinta Persiraja," ungkap sulung dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan Sulaiman dan Nilawati ini.

Bagi Zul, mencetak gol ke gawang PSMS punya arti tersendiri. "Kalau lawan PSMS motivasi saya sangat tinggi, meski sebenarnya sama saja. Tapi tahun ini agak beda," ujar pria yang beristrikan orang Sumatera Utara ini dan tinggal di Medan Marelan itu.

Sekadar diketahui, dalam dua kali pertemuan pada kompetisi tahun ini, Izul sudah tiga kali membobol gawang M Halim. Kecuali dua seperti yang sudah disebutkan tadi, satunya lagi di kandang PSMS saat bermain imbang 1-1 di Stadion Teladan, Medan pada 27 Desember 2009 lalu.

Motivasi itu, kata Izul, untuk menunjukkan kependukung Persiraja, bahwa dia bekerja profesional, kendati Izul sendiri sudah 'berpaspor' alias ber-KTP Medan. Memori lain yang membuatnya ingin membenam PSMS adalah saat kompetisi 2009-2010 belum dimulai.

Katanya, jika saja kesepakatan kontrak cocok dengan managemen PSMS, sudah pasti Zulkarnaen tidak akan berada dikubu Persiraja. "Saat itu tidak cocok harga, padahal masih bisa didiskusikan. Alasan pengurus tidak ada dana," kenang dia.

Meski, kerap menjadi 'penyelamat' bagi timnya, Zulkarnaen juga memendam rasa kecewa karena tak kuasa menggerek timnya ke papan atas klasemen sementara. Apalagi dia sempat beberapa kali absen. "Yang paling kecewa saat tidak bisa main saat lawan Semen Padang. Itu saya kecewa berat," tukasnya.

Memang dalam laga lawan Kabau Sirah, Zulkarnaen tak tampil saat timnya bermain imbang 1-1. Tanpa mengucilkan peran dan kerja keras teman-teman yang lain, dia yakin, suasananya akan berbeda jika saja kartu merah tidak dikbas wasit kepadanya saat main di Deli Serdang.

Kartu merah itulah, yang membuat bekas pemain Persim Maros, Sulawesi Selatan, hanya menjadi penonton ketika timnya imbang di kandang pada Jumat (19/2). Sebelum berlabuh di Persiraja, pria yang bisa main bertahan dan menyerang ini sudah melalang buana di kancah sepakbola.

Dari riwayat hidupanya, dia pernah memulai karier dari Medan Jaya, ikut memperkuat PSMS Medan, Perseden Denpasar, Bali, Persim Maros, PSDS Deli Serdang, PSPS Pekan Baru, PSBL Langsa, PSSB Bireuen dan Persiraja.
Di Persiraja, dulu dia main dengan almarhum Irwansyah dan Ismet Sofyan, yang kini memperkuat Persija Jakarta.

Dia juga mengaku sudah padu dengan gaya kepelatihan Anwar. Karena, setiap ada peluang dia ingin cetak gol untuk kemenangan timnya; Persiraja, bukan yang lain. Bravo Zulkarnaen...


No comments:


Top